logo-slamparejo

Desa

Slamparejo

PROFIL

PROFIL

Desa Slamparejo tumbuh dari sejarah, arah, dan tekad kuat untuk terus melayani masyarakat secara tulus dan berkelanjutan.

Video Profil

Setiap jengkal tanah, setiap tarikan napas warga, adalah bagian dari cerita besar yang hidup. Inilah Slamparejo, desa yang tumbuh dalam makna.

Visi dan Misi

Visi dan misi ini mencerminkan semangat membangun desa yang mandiri, sejahtera, dan tetap menjunjung nilai budaya lokal.

VISI

MENUJU DESA SLAMPAREJO APIK & SEHAT

MISI

  1. Agamis
  2. Produktif
  3. Innovatif
  4. Komunikatif
  5. Solidaritas
  6. Efektif dan Efisien
  7. Harmonis
  8. Aman
  9. Tertib
NoWilayahRTRWPenduduk
1Krajan17 RT2 RW2.991 JIWA
2Busu20 RT3 RW2.806 JIWA
Jumlah37 RT5 RW5.797 JIWA

Demografi Desa Slamparejo

Desa Slamparejo, yang berlokasi di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dipimpin oleh H. Wahyudi, SH, MM, dengan data terbaru yang dicatat pada Januari 2025. Desa ini memiliki total penduduk laki-laki 2.971 orang dan perempuan 2.791 orang, serta 1.656 Kepala Keluarga pada tahun ini. Wilayah desa mencakup total 967,93 Ha, terbagi atas 58,00 Ha tanah sawah, 389,51 Ha tanah kering, 98,00 Ha perkebunan, 34,22 Ha fasilitas umum, dan 388,20 Ha hutan. Batas-batas wilayahnya meliputi Desa Kemiri di utara, Desa Argosari di selatan dan timur, serta Desa Jabung di barat.

Total Penduduk

5.889 JIWA

Laki - Laki

2.971 JIWA

Perempuan

2.791 JIWA

Sejarah Desa Slamparejo

Mbah Gude
Wilayah Peteguhan
Dusun Busu

Desa Slamparejo adalah sebuah desa di Kecamatan Jabung, yang memiliki dua dusun: Dusun Krajan dan Dusun Busu. Pada awal pembentukannya, desa ini memiliki sejarah yang melahirkan nama Desa Slamparejo. Dahulu kala, ada seorang pengembara bernama Mbah Gude dan pengikutnya yang berasal dari Kerajaan Mataram. Mereka ingin membuka lahan di lokasi Peteguhan, yang sekarang dikenal sebagai Desa Argosari. Namun, warga Peteguhan merasa keberatan dengan kedatangan orang baru yang ingin menguasai wilayah mereka. Akibatnya, Mbah Gude dan pengikutnya diusir dari wilayah Peteguhan. Akhirnya, Mbah Gude memutuskan untuk membuka lahan baru di wilayah utara Peteguhan, yang pada saat itu masih berupa hutan belantara. Setelah hutan tersebut dibuka, wilayah itu dinamakan Busu, yang berasal dari kata Tembusan. Wilayah ini sekarang dikenal sebagai Dusun Busu. Karena kondisi tanah di wilayah Busu termasuk daerah pegunungan, Mbah Gude dan pengikutnya memutuskan untuk memperluas wilayahnya ke utara. Ternyata, daerah tersebut adalah rawa-rawa. Oleh karena itu, Mbah Gude dan pengikutnya menggunakan seutas Tampar (Tali) untuk menyeberang (Nylamper). Setelah lahan tersebut dibuka, daerah itu dinamakan Slampar, yang berasal dari kata tampar.

pattern

© MMD 32 FILKOM UB 2025 — Dibuat oleh mahasiswa, untuk masyarakat. Semua hak dilindungi.